tentang ide

Dan aku tidak akan lagi percaya pada ide dari cerita-cerita lainnya

Rabu, 27 Maret 2013

Menyoal Perbandingan dan Analogi: Belajar dari Kesalahan Masa Silam

   Pertama-tama mari kita ingat-ingat sejenak--bagi Anda yang pernah secara sengaja atau pun tidak--bagi yang pernah menemui tulisan Tuan Hampa Kata (Tehaka) terkait Paragraf Perbandingan dan Paragraf Analogi. Selanjutnya, di kesempatan ini, Tehaka menjabarkan secara sekadarnya (tanpa disertai referensi buku--untuk sementara ini--hanya menggunakan pemahaman yang mendewasa) mengenai dua soal itu: Perbandingan dan Analogi.
   Bagi Anda yang hendak memahami betul konsep yang membedakan antara perbandingan dan analogi, kira-kira begini jalan pemahaman yang sekiranya harus ditempuh. Perbandingan dan Analogi, keduanya dipahami sebagai gaya bahasa. Gaya bahasa yang seperti apa? Gaya bahasa yang di masing-masingnya menitikberatkan pada adanya perbedaan atau bahkan persamaan pada sepasang hal yang diperbandingkan atau dianalogikan. Lalu bagaimana membedakan keduanya secara mudah? Sekiranya begini (ampun deh bertele-telenya...).
    Satu, Perbandingan sepintas saja kita tahu bahwa ada dua hal yang menjadi pokok suatu persoalan yang diperbandingkan. Tidak bisa membicarakan satu hal tanpa menyinggung hal lainnya di dalam perbandingan. Dua hal itu biasanya benar-benar diuraikan secara sama. Titik pemahaman kita mesti difokuskan pada adanya perbedaan dari dua jenis hal yang dianggap mirip, sama, atau identik. Oleh karena hal yang dibicarakan memiliki kemiripan, kesamaan, atau keidentikkan, maka melalui sarana perbandingan kedua hal itu didedah untuk mengetahui sedikit beda di antara kedua hal itu.
    Kedua, Menyoal analogi dalam tulisan ini. Pada umumnya analogi dilakukan dalam rangka memberikan efek sebagai ciri khas bergaya bahasa. Analogi biasanya ditampilkan sepintas pada suatu karya dengan maksud memudahkan di dalam pemberian gambaran kepada pembaca. Pemaksudannya adalah agar para pembaca dapat memahami secara mudah terhadap suatu soal yang konsepnya sulit dimengerti. Misalnya: Kehidupan manusia tak ubahnya seperti metamorfosis kupu-kupu (Ini adalah tesis yang dikeluarkan pertama kali dalam melakukan analogi, selanjutnya dipaparkan pemaksudan metamorfosis kupu-kupu itu). Semula hanyalah larva/telur yang terbatas geraknya seperti dalam kandungan. Kemudian berubah menjadi ulat yang pergerakannya lebih bebas daripada larva namun dapat berkehendak meskipun lamban geraknya. Selanjutnya masuk ke dalam fase kepompong, yang seolah merenungi setiap hasil jerih payahnya, yang didapatnya dari sementara kehidupan. Melewati masa-masa itu, maka kupu-kupu sempurna keluar dari kepompong. Mampu beterbangan ke angkasa, ke mana kupu-kupu itu berkehendak. Sebebas-bebasnya, sesuka hatinya dengan tetap menanggung kewajiban mencari makan buat diri sendiri. 
    Kalau Anda (para pembaca) mengerti pada contoh yang Tehaka berikan, kemungkinan Anda mendapat pemaksudan bahwa saya hendak memberikan penggambaran mudah kehidupan manusia yang mirip dengan kupu-kupu. Manusia yang dari cara berpikirnya dan ruang geraknya terbatas ketika di kandungan (larva/telur), lalu meningkat menjadi anak kecil (ulat), masuk ke dalam pencarian jati diri sebagai remaja (ulat) dan merenunginya di waktu remaja pula (kepompong), kemudian di akhirnya mampu menentukan jalan atas pilihan hidupnya sendiri sebagai orang dewasa (kupu-kupu).
    Itulah satu dua persoalan yang Tehaka jabarkan terkait penyempurnaan atas ketidaksempurnaan posting-an sebelumnya. Semoga khalayak pembaca tiada punya satu rasa jenuh melihati dan membacai tulisan Tehaka. Tehaka berharap para pembaca sekalian memahami kerumitan pola pikir Tehaka. Tehaka semata-mata hadir demi memberikan cakrawala dialog di dalam kepala masing-masing pembaca.


Salam Hangat  Buat Segenap Pembelajar,
dari yang Mencintai Belajar sampai Tutup Umur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila malam belum habis

"aku akan terus menulis
bukan karena semata-mata
keinginanku sendiri
melainkan karena tuntutan
jiwaku untuk terus dan tetap
mewarnai setiap jengkal
dunia sastra

:aku berpijak di sana"