Semua terlalu berlomba-lomba mencederai saya. Saya juga manusia. Mungkin saya terlalu jauh terbang meninggalkan kalian. Jadi saya berhasil melampaui kalian. Kaki tak lagi menjejak tanah. Dan ketika saatnya kalian kira tiba, kalian lepaskan anak panah dari busur. Sekali lagi: mencederai saya. Bahkan ketika telah saya turunkan sayap menyentuh tanah. Kalian tikam saya di pangkal sayap yang menerbangkan saya selama ini. Lalu kalian tinggalkan saya jauh. Demikian saja dan tiada mau yang berempati.
Lalu saya menjauh dari kalian. Menjadi bagian dari kalian hanya bermain di ruang hampa tanpa nama. Saya suka kekosongan namun bukan kehampaan semisal yang kalian tawarkan. Kalian selalu suka menjadi yang terbaik dan tidak pernah mau sayap-sayap saya berkembang. Bahwa saya akan jauh meninggalkan kalian itu pasti. Mungkin yang di sana lebih menyayangi saya daripada kalian. Nikmatilah dan jangan pernah menyesal di kemudian hari.
Saya selalu menyesali satu hal bahwa telah banyak keputusan bodoh diambil. Namun, keputusan untuk menguji itu jauh lebih baik hingga membuat saya tersadar siapa yang benar-benar menanti saya di kaki tebing. Atau mau menunggu dan mengikuti jalur yang telah saya buat. Mengingat tiada lagi yang mau menanti, saya terburu terbang jauh. Dan tidak 'kan pernah menjejak lagi.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar